Pengertian
Hidroponik adalah bentuk atau teknik budidaya tanaman yang menggunakan media tumbuh selain tanah. Dengan kata lain dapat
juga dikatakan budi daya tanpa tanah atau menggunakan air yang telah
diberikan nutrisi untuk menunjang kebutuhan tanaman. Dalam berbudidaya
sayuran menggunakan sistem hidroponik sangat banyak dilakukan oleh
perorangan dikarenakan relatif simpel atau mudah, dan
dalam budidaya ini tidak membutuhkan lahan yang begitu luas dan cocok
diterapkan di lingkungan perkotaan. Tetapi ada dua hal yang harus
diperhatikan dalam budidaya sayuran hidroponik yaitu perawatan tanaman
dan kesehatan ruang tumbuh tanaman. Perawatan tanaman meliputi
kesesuaian tanaman, kesesuaian media tanam yang digunakan, kesesuaian
larutan nutrisi yang diberikan, dan teknik perawatan. Media tanam
mengandung larutan nutrisi makro dan mikro yang membuat tanaman sayuran
yang di budidaya tumbuh dengan optimal, pada lingkungan penanaman atau
pembudidayaan harus sehat dan steril agar terhindar dari hama dan
penyakit yang dapat mempengaruhi produktifitas tanaman yang di
budidaya.
Cara Pembuatan Sistem Hidroponik Rakit Apung
Dalam
pembuatan sistem hidroponik rakit apung ini lumayan mudah, dikarenakan
alat dan bahan yang di gunakan dan dibutuhkan tersedia di banyak toko
terdekat, dan apa saja alat dan bahan yang di butuhkan dalam pembuatan
sistem hidroponik rakit apung ini.
Alat dan Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan ini yaitu yang terdiri dari :
1. Terpal
Gunakan ter
pal yang berbahan kedap air atau waterprof dikarenakan terpal akan di gunakan alas pada wadah penampungan air.
pal yang berbahan kedap air atau waterprof dikarenakan terpal akan di gunakan alas pada wadah penampungan air.
2. Sterofoam
Sterofoam
yang digunakan berukuran 7,5 meter x 120 cm dengan ketebalan kurang
lebih 4 cm, yang di gunakan sebagai alat pengapung pada tanaman yang
akan di budidaya.
3. Triplek
Kegunaan triplek sendiri sebagai wadah penampungan pada rakit apung ini sendiri
4. Kolam ikan tidak terpakai atau besi dibentuk kolam dengan 8 jumlah kaki.
Pemmodifan
luasan bentuk kolam untuk hidroponik rakit apung ini bisa menggunakan
besi yang telah dibentuk persegi panjang dengan jumlah 8 kaki-kaki
dengan diameter 7,5 m x 120 cm atau menggunakan kolam ikan atau kolam
apapun yang sudah tidak terpakai.
5. Pipa Pvc
kegunaan
pipa pvc ini sebagai alat keluarnya air atau fenturi yang telah di
filterasi oleh pompa aquarium, dan pipa ini terdiri dari 2 fenturi atau
lubang keluarnya air dan masuknya udara yang akan menciptakan gelembung
atau oksigen yang dapat mensuplai kebutuhan akar tanaman.
6. Pelubang Sterofoam
Kegunaan
dari alat ini adalah sebagai pelubang sterofoam yang terbuat dari besi
atau biasanya tebuat dai paralon, dan untuk lebar diameter pelubang
menyesuaikan ukuran dari netpot itu sendiri. Jarak antar perlubang ini
sendiri berukuran 25x25 cm, agar tanaman yang dibudidaya bisa tumbuh
dengan maksimal dan tidak berebut nutrisi antar tanaman satu dengan yang
lainnya.
7. Netpot
Jika masih bingung apa itu netpot, netpot adalah
wadah atau tempat yang digunakan sebagai penopang tanaman dalam sistem
hidroponik, bentuknya sendiri bulat membentuk seperti pot bunga tetapi
ukurannya kecil dan memiliki lubang panjang di bagian sisinya yang
berguna sebagai tempat keluarnya akar tanaman yang di budidaya.
8. Rockwoll
Rockwoll ini adalah sekumpulan
bahan serat berbentuk seperti busa yang terbuat dari lelehan batu
gunung berapi seperti batu basalt. Rockwool ini termasuk media tanam
yang ramah lingkungan. Dan Rockwoll sendiri merupakan media tanam pada
sistem pertanian hidroponik yang hanya di gunakan satu kali dalam
penamaman dan tidak bisa dipakai lagi, dikarenakan sudah menyatu dengan
akar tanaman dan bahannya mudah rusak.
9. Pompa Aquarium / Water Pump
Untuk
pemilihan pompa aquarium ini sendiri di sarankan menggunakan yang
berdaya serap besar seperti WP-107 yang berguna untuk memfilter air
nutrisi, dan kenapa di sarankan menggunakan yang besar, dikarenakan
menyesuaikan dengan jumlah liter air yang begitu melimpah sehingga
membutuhkan daya sedot atau serap yang relatif besar.
10. Nutrisi Hidroponik AB MIX
Dalam
pemilihan nutrisi hidroponik ini di sarankan menggunakan nutrisi AB MIX
dikarenakan sangat baik untuk mensuplai kebutuhan tanaman sayuran yang
dibudidaya, dengan keterangan A adalah Makro dan B adalah Mikro, dengan
pelarutan masing-masing nutrisi di campur dengan 5 liter air, yaitu 5
liter untuk nutrisi A (makro) dan 5 liter untuk nutrisi B (mikro).
11. Benih Sayuran
Sebelum
memulai menanam atau berbudidaya, di sarankan untuk mencari jenis
sayuran apa yang akan di budidaya, contoh sayuran yang cocok untuk
sistem hidroponik rakit apung ini diantaranya, Selada jenis Bohemia,
Pakcoy, Sawi caisim, Kangkung darat, Bayam merah, Bayam hijau, dan
selada merah, tetapi di antara banyaknya jenis sayuran yang dapat
ditanam di dalam hidroponik sistem rakit apung ini, jenis sayuran Selada
bohemia lah yang menjadi primadona dan incaran banyak orang,
dikarenakan rasa sayur yang begitu enak jika di makan mentah seperti
salad maupun lalapan dan juga rasa krunchy juga bentuk yang begitu besar
yang membuat banyak orang mengincar selada ini untuk sayuran yang
paling sering dikonsumsi, dan rasa untuk selada ini lebih enak untuk
penanaman sistem hidroponik dikarenakan sistemnya semi organik dari pada
di tanam menggunakan media tanah yang rawan terserang hama dan
penyakit.
12. Gelas ukur
Kegunaan
dari gelas ukur ini sendiri digunakan untuk pengkuran saat pencampuran
nutrisi AB MIX kedalam air yang telah disiapkan di dalam kolam.
13. Alat TDS (Total Dissolved Solid)
Kegunaan dari alat ini adalah digunakan untuk mengukur kepekatan nutrisi dalam air murni maupun air yang telah dilaruti nutrisi.
Cara berbudidaya sayuran menggunakan sistem hidroponik rakit apung yang telah dibuat
Cara
pertama, potong rockwoll berbentuk dadu berukuran 2,5 cm dengan jumlah
menyesuaikan lubang tanam dan di lebihkan 15-20 rockwoll sebagai
sulaman, setelah di potong dadu, letakkan rockwoll tersebut kedalam
wadah lengser berukuran besar, setelah itu lubangi media tanam rockwoll
menggunakan lidi dengan kedalaman kurang lebih 1 cm.
Cara
kedua, masukkan benih sayuran yang telah disiapkan kedalam lubang tanam
yang ada pada media tanam rockwoll dengan tidak terlalu dalam,
dikarenakan jika terlalu dalam bisa mengakibatkan benih tersebut tidak
dapat tumbuh dengan maksimal.
Cara
ketiga, setelah benih sayuran selesai dilakukan penyemaian pada media
tanam rockwoll, semprot dengan air menggunakan semprotan sprinkle ukuran
kecil, sampai benar benar basah semua bagian rockwoll.
Cara
keempat, tutup semaian menggunakan platik gelap atau bisa menggunakan
mulsa hitam perak, yang bertujuan untuk proses perkecambahan. Dalam
penutupan ini sendiri dilakukan selama satu hari saja, setelah semaian
di tempatkan di dalam ruangan dan ditutup plastik, lalu pada hari kedua
sampai hari ke empat belas diletakkan ke tempat yang terkena sinar
matahari secara tidak langsung seperti diletakkan di dalam screen house,
dan tidak lupa juga untuk mengecek kelembapan air pada media rockwoll.
Cara
kelima, setelah hari ke empat belas dan menunjukan jumlah daun 4-6
buah, menandakan bibit semaian siap dipindahkan kedalam sistem
hidroponik rakit apung.
Cara
keenam, isi air pada bak kolam air yang akan di lakukan pembudayaan
dengan ketinggian air kurang lebih 20 cm mengikuti tinggi dari pompa,
setelah air terisi letakkan sterofoam di atas air yang telah di siapkan
tersebut, lalu nyalakan pompa akuarium yang berguna untuk memfilter air
dan mensuplai kebutuhan oksigen. Setelah itu letakkan netpot kedalam
lubang tanam yang jaraknya 25 cm tersebut.
Cara
ketujuh, letakkan bibit sayuran kedalam netpot dengan syarat media air
menyentuh bagian bawah dari rockwoll sekitar setengah cm dan tidak
diperbolehkan terendam air dikarenakan bisa mengakibatkan kematian pada
tanaman yang dibudidayakan. Setelah itu cek satuan konsentrasi (PPM) air
baku menggunakan alat TDS (Total
Dissolved Solid), jika air baku menunjukan 150-180 PPM berarti
menandakan air baku aman dan tidak menunjukan keasaman tinggi, setelah
itu masukkan AB MIX kedalam media air yang telah disiapkan dengan
konsentrasi 500 ml untuk nutrisi A dan B, dikarenakan sejak awal tanam
jumlah satuan konsentrasi (PPM) nutrisi harus menyentuh angka maksimal
500 PPM dan di tambah dengan air baku sekitar 150, yang mempunyai total
650 PPM sejak awal tanam. Dalam setiap harinya jumlah satuan konsentrasi
(PPM) pada bak atau kolam harus selalu di cek dan jangan sampai
terlewat, agar pertumbuhan tanaman sayuran yang dibudidaya bisa optimal.
Cara
kedelapan, dalam jangka waktu seminggu sekali untuk jumlah satuan
kosentrasi (PPM) meningkat sekitar 100 PPM, yang tadinya 650 menjadi 750
diminggu kedua, dan begitu seterusnya di minggu yang akan datang, yaitu
caranya dengan menambahkan nutrisi AB MIX sekitar 500-1000 Ml ke dalam
kolam penampungan air nutrisi, dengan selalu mengecek fenturi atau
sirkulasi air apakah berjalan lancar atau ada kendala.
Cara
kesembilan, Setelah hari ke 45 tiba, masa panen untuk tanaman sayuran
dapat dilakukan, cara pemanenanya sendiri begitu mudah, dengan cara
mengangkat netpot dari lubang tanam, lalu memotong akar yang tumbuh
panjang menggunakan tangan kanan supaya tanaman dapat terpisah dengan
netpot. Setelah tanaman terpisah dengan netpot, peras pada bagian media
rockwoll sampai tidak menyisakan air nutrisi sama sekali, setelah itu
tanaman sayuran dapat di packing untuk di jual ke orang yang
membutuhkannya ataupun bisa di konsumsi sendiri untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari nya. Dan intinya saat pemanenan jangan sampai air nutrisi
yang mengenai permukaan sterofoam, karena bisa berakibat tumbuhnya lumut
dengan pesat di atas permukaan sterofoam yang dapat merusak kualitas
sterofoam dan air.
Kesimpulan dari pembuatan Hidroponik sistem apung
Hidroponik
merupakan salah satu bentuk teknik budidaya yang muncul sebagai
alternatif penanaman pada tanah yang tidak subur. Munculnya sistem
hidroponik ini merupakan bentuk pengembangan ilmu pengetahuan untuk
menjawab permasalahan lingkungan, khususnya di lingkungan perkotaan.
Dalam menanam sayuran dengan sistem hidroponik rakit apung, terdiri
dari tahap persiapan, tahap persemaian, tahap pembibitan, pemeliharaan
dan tahap pemanenan. Itu semua sudah di rancang dengan menggunakan
sistem hidroponik yang canggih ini dan tidak membutuhkan tenaga kerja
yang begitu besar.
By : MOCH ILHAM YOVI MAULANA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar